Posted by : Unknown
Jumat, 08 November 2013
Penyakit Ikan dan Obat
Herbal
Penyebab penyakit ikan
golongan parasit
Penyakit ikan golongan
parasit dibagi menjadi penyakit yang
disebabkan oleh protozoa, helminthes (cacing), dan crustacea (udang-udangan). Parasit protozoa yang
dilaporkan menyerang ikan air tawar
antara lain meliputi Costia, Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus dan
Myxosoma cerebralis. Penyakit yang
disebabkan oleh parasit cacing dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu Platyhelminthes,
Nematoda, dan Acanthocephala. Di
Indonesia dikenal antara lain 2 genus dari kelas Trematoda yang banyak ditemukan menyerang
ikan air tawar yaitu Dactylogyrus dan
Gyrodactylus. Walaupun masih ada jenis-jenis lain namun kedua jenis cacing tersebut di atas yang
paling sering ditemukan pada ikan.
Penyebab penyakit ikan
golongan jamur
Beberapa jenis penyakit
jamur yang termasuk berbahaya untuk ikan antara
lain adalah Aphanomyces, Branchiomyces, dan Ichthyophonus. Jamur
yang paling sering ditemukan pada ikan air
tawar adalah Saprolegnia sp. dan Achlya
sp.
Penyebab penyakit ikan
golongan bakteri
Beberapa jenis penyebab
penyakit ikan golongan bakteri yang sering
menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya ikan antara lain meliputi Aeromonas hydrophila, Aeromonas salmonicida,
Mycobacterium spp, Nocardia sp.,
Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictaluri, Streptococcus spp., Pasteurella sp, Yersinia ruckeri, Pseudomonas
sp. dan Streptomyces sp.
Penyebab penyakit ikan
golongan virus
Beberapa jenis virus
diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan menimbulkan permasalahan yang serius antara
lain Channel Catfish Virus Disease
(CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC), Infectious Pancreatic Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease (LD),
Infectious Hematophoietic Necrosis
(IHN), Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Koi Herpes Virus (KHV).
PENCEGAHAN PENYAKIT
IKAN
Pada prinsipnya
pencegahan dapat ditinjau berbagai pendekatan lingkungan, inang dan pathogen.
Pendekatan lingkungan
dilakukan dengan menjaga kualitas air supaya
tetap mendukung bagi kehidupan ikan, menjaga wadah budidaya tetap
bersih dan sehat dan menghindari
pengggantian air yang mendadak sehingga tidak
menyebabkan ikan menjadi stress. Selain itu penggunaan probiotik/bioremediasi kini sudah banyak
dilaksanakan.
Pendekatan inang
dilakukan dengan cara penanganan ikan yang
baik/tidak kasar, sehingga tidak mengakibatkan ikan menjadi
luka/lecet dan tidak stress, pengaturan
kepadatan ikan yang disesuaikan dengan
ukuran ikan dan daya dukung lahan, pemberian pakan yang tepat mutu (mengandung bahan nutrisi yang diperlukan
oleh ikan). Pakan yang diberikan harus
sesuai dengan ukuran bukaan mulut ikan (tepat ukuran). Selain itu pemberian pakan harus tepat waktu
pemberian artinya kapan waktu yang tepat
untuk memberi pakan. Misalnya untuk ikan yang sifatnya nocturnal (misalnya ikan Lele) pakan porsi
terbanyak sebaiknya diberikan pada waktu
sore atau malam hari. Sedangkan bagi ikan yang non-nocturnal maka pakan bisa diberikan pagi, siang dan
sedikit pada waktu sore hari. Guna
menjaga kesehatan ikan juga dapat dilakukan dengan menimbulkan kekebalan ikan. Kekebalan pada ikan dapat
dibedakan menjadi kekebalan yang
specific (humoral) dan kekebalan non-specific
(selular/cell-mediated immunity). Kekebalan spesifik artinya
kekebalan yang dibentuk hanya efektif
untuk mencegah terhadap suatu patogen
tertentu. Misalnya pemberian vaksin anti Vibrio pada ikan maka kekebalan yang terbentuk hanya mampu untuk mencegah
penyakit akibat infeksi bakteri Vibrio
sp. Sedang kekebalan yang non-spesific adalah kekebalan yang dibentuk untuk sebagai anti dari
berbagai infeksi. Kekebalan seperti ini
biasa diproduksi dengan cara pemberian immunomodulator yaitu antara lain Vitamin C, Lypopolysaccharide
(LPS), dan ?- glucan.
Pendekatan patogen,
pada prinsipnya kita menjaga supaya virulensi
patogen tidak meningkat. Virulensi patogen biasanya berkaitan erat dengan makin memburuknya lingkungan dan juga
dengan derajat stres dari inangnya. Jadi
supaya patogen tidak meningkat patogenitasnya kita harus menjaga agar kondisi lingkungan tidak semakin
buruk dan menjaga agar inang tetap dalam
keadaan kondisi yang prima. Kondisi lingkungan yang makin buruk akan memacu perkembangan patogen
lebih meningkat.
Pada intinya, mencegah
penyakit dapat dilakukan melalui manajemen
budidaya secara menyeluruh, termasuk di dalamnya penerapan padat
tebar yang disesuaikan dengan daya
dukung lahan, melaksanakan manajemen
lingkungan dan manajemen pakan. Manajemen lingkungan yang dimaksud adalah menjaga lingkungan perairan supaya
selalu berada dalam kondisi yang
kondusif bagi kehidupan ikan dan tidak banyak menimbulkan tekanan. Pakan yang diberikan pada ikan harus tepat
mutu, tepat jumlah, tepat waktu
pemberian dan tepat ukuran.
PEMANFAATAN TANAMAN
OBAT TRADISIONAL DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN
Salah satu alternatif
penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Bahan
obat lain yang relatif lebih aman untuk
lingkungan dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat
tradisional. Indonesia sebagai negara
tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung
senyawa yang bersifat antimikroba.
Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik
(penghambat pertumbuhan bakteri). Dari
beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan memiliki beberapa
keuntungan, seperti : Pertama, dapat
menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah
terhadap lingkungan, mudah
hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia. Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup
banyak, keempat harganya ekonomis dan
cukup murah.
Fitofarmaka yang dapat
dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi
penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum), dan
daun ketapang (Termmalia cattapa). Hasil
penelitian lainnya menginformasikan
bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava
L), jombang (Taraxacum officinale) dan
daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik,
bakterisida, dan fungisida. Tanaman
sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti
viral.
Jenis Tanaman Dosis
Perlakuan Peruntukan/Khasiat
1 Meniran
5000 mg/l
Rendam (5 jam)
Anti. Aeromonas
hydrophila
2 Kipahit
10.000 mg/l
Rendam (3 jam)
Anti. Mycobacteriosis
3 Daun semboja
600-700mg/l
Rendam
Anti Aeromonas
hydrophila
4 Sambiloto 200-300
mg/l
Rendam (lama)
Anti Aeromonas
hydrophila
400 mg/l Rendam (lama)
Meringankan KHV
Penelitian dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi tentang potensi ekstrak daun kipahit (Picrasma javanica)
dalam penanggulangan penyakit
“mycobacteriosis” pada ikan Gurame telah dilakukan di Laboratorium penyakit ikan Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Tawar, Bogor. Ekstrak daun kipahit
secara invitro pada berbagai dosis diuji efektifitasnya terhadap bakteri Mycobacterium fortuitum.
LC50 bakteri Mycobacterium fortuitum dan
toksisitas ektrak daun juga diuji terhadap ikan uji. Kegunaan ekstrak daun juga diuji bagi
pengobatan ikan Gurame yang telah
diinfeksi oleh bakteri Mycobacterium fortuitum pada level 108
cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak daun kipahit pada level
konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan perendaman ikan uji yang terinfeksi
bakteri dengan dosis yang sama dengan
lama perendaman 3 jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit Mycobacteriosis.
Penggunaan bahan-bahan
alami digunakan untuk pengendalian jamur
antara lain dapat menggunakan kunyit, bawang putih, daun sirih,
daun pepaya dan brotowali. Bahan-bahan
ini dapat berguna untuk membasmi
penyakit jamur yang menempel pada tubuh ikan, walaupun dalam membasmi suatu penyakit dengan menggunakan bahan-bahan
alami memiliki waktu yang lama. Kemudian
dari ke-5 bahan-bahan alami yang dapat menyembuhkan penyakit jamur pada ikan yaitu bawang putih.
Sumber lain menyampaikan informasi
adanya manfaat dari tanaman alami untuk obat seperti :
Jenis Tanaman Dosis Peruntukan/Khasiat
1. Bawang putih 25mg/l
Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin
2. Daun sirih 2gr/60ml
Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele
3. Daun jambu biji
0,2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele
4. Daun sambiloto
2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele
5. Daun jombang dan
ketapang 60gr/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin
PENUTUP
Penggunaan tumbuhan
obat tradisional dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan memiliki kelebihan antara lain
mudah diperoleh, murah, efektif untuk
mencegah dan mengobati penyakit ikan, dan relatif aman bagi ikan, lingkungan, dan manusia yang
mengonsumsinya (konsumer). Selain itu,
kelebihan lainnya adalah tidak menimbulkan resistensi pada patogen.